Pages

Jumat, 22 April 2022

PGN dan PRPP Teken Kerja Sama Penyediaan Gas di GRR Tuban

PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk dan PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP) menandatangani Head of Agreement (HoA) kerja sama penyediaan gas bumi di Grass Root Refinery (GRR) Tuban, Senin (18/4) lalu.

Melalui kolaborasi ini, PGN siap menyediakan infrastruktur pendukung untuk penjualan gas ke PRPP, baik melalui Land Based LNG Terminal maupun Pipeline & Stations.

HOA kerja sama ini diteken oleh CEO Subholding Gas PT PGN Tbk M. Haryo Yunianto, President Director PRPP Reizaldi Gustino, dan Director of Finance & General Support PRPP Pavel Vagero.

Hadir menyaksikan penandatanganan kerja sama ini, Direktur Utama PT Pertamina, Nicke Widyawati menyampaikan bahwa keberhasilan proyek GRR Tuban nantinya memiliki nilai strategis bagi Pertamina dan Indonesia.

"Ini akan menjadi integrated refinery and petrochemical pertama di Indonesia," ujar Nicke keterangan tertulisnya.

Nicke menjelaskan, GRR Tuban akan menghasilkan produk petrokimia yang saat ini masih didominasi oleh impor, sehingga akan menjadi salah satu langkah bagi Indonesia untuk memperbaiki neraca perdagangan dengan mengurangi impor petrochemical.

"Dengan kita sudah memproduksi petrochemical, maka ini menjadi strategi bisnis Pertamina dalam menghadapi transisi energi ke depan," kata Nicke.

Nicke mengatakan, pembangunan integrated refinery petrochemical ini membutuhkan investasi yang besar. Pertamina pun berupaya untuk menurunkan investasi melalui integrasi.

Dengan intergasi ini, lanjut Nicke, beberapa utility tidak perlu dibangun karena mengoptimalkan apa yang sudah dimiliki oleh Pertamina Group dan bisa menurunkan CAPEX.

"Dari sisi Pertamina Group, sinergi ini adalah sinergi yang harus saling menguntungkan. Kita akan menggunakan market price sebagai dasar mengambil keputusan dan competitiveness," ujar Nicke.

"Kita juga tetap berharap dapat mendorong efisiensi, karena pada akhirnya ketika efisiensi terjadi akan meningkatkan profitability dan dikonsolidasikan ke Pertamina Group. Ini langkah untuk membesarkan Pertamina Group lebih kuat ke depan," tambah Nicke.

Selaras dengan Nicke, Direktur Logistik & Infrastruktur PT Pertamina Mulyono mengungkapkan bahwa pembangunan GRR Tuban mengedepankan efisiensi. Menurutnya kerja sama ini merupakan sinergi yang luar biasa, sekaligus untuk efisiensi dalam membangun pipa dari GRR Tuban ke TPPN sekitar 3 Km.

"Pembangunan pipa ini bisa mengurangi biaya pembangunan 3 Tank di GRR Tuban dan 2 jetty," ujar Mulyono.

Sementara itu, Haryo Yunianto menambahkan, PGN akan menindaklanjuti sesegera mungkin dalam perjanjian definitif ini dan bakal saling mendukung antarsubholding di Pertamina untuk mengakselerasi penyelesaian on track proyek GRR Tuban.

"Sehingga memberikan manfaat bagi energi nasional dan menciptakan multiplier effect bagi perekonomian nasional," imbuh Haryo.

Dengan volume kebutuhan gas sebesar 227 BBTUD pada 2027 dan 351 BBTUD pada 2028 sampai 2046, PGN berkomitmen penuh sebagai aggregator pemenuhan energi gas bumi ke GRR Tuban.

PGN dan PRPP akan mengelola integrasi jadwal penyediaan gas terhadap master schedule project GRR Tuban, serta mengidentifikasi scenario pemenuhan gas dengan pasokan LNG portofolio Pertamina dan gas gas pipa yang paling optimal.

Untuk Supply LNG, Kilang PRPP telah menyediakan lahan dan akan membangun jetty untuk sandar kapal besar termasuk Incoming LNGC. Dengan begitu, skenario Supply LNG dengan moda Land Based LNG Terminal lebih feasible.

Pembangunan integrated refinery petrochemical ini juga menjadi mitigasi dari business risk Pertamina ke depan agar semakin sustain. Ketika demand BBM menurun, maka Kilang Pertamina akan memproduksi petrokimia dan dapat membangun infrastruktur turunannya.

(osc)

Sumber : 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar